IBX5980432E7F390 Stabilitas Kapal 2 - BLOG PELAUT

Stabilitas Kapal 2

Materi Stabilitas Kapal

2. Pengaruh Penambahan atau Pemuatan bobot
Gambar 1.a
Bagian kayu yang lebih berat, akan bergerak ke bawah, dengan menambah bobot seberat w.kg, pada jarak d. meter dari G, maka terbentuklah momen penekan ke atas sebesar (w x d) terhadap G.
Sebelumnya: Stabilitas Melintang
Sekarang kalau kita anggap bahwa kayu itu seperti gambar 1.b. Titik beratnya akan terletak setengah-panjang yang baru (G1). dan bobot barunya (W + w) kg, akan menghasilkan momen pengangkat (tilting moment) dari (W +w) x GG1kg-m terhadap G.
Gambar 1.b
Sekali lagi momen pengangkat ini harus sama :
Jadi  (W + w) x GG1 =  w x d
atau GG1 = w x d   meter
                   W + w         

Dengan keterangan diatas kesimpulannya ialah jika ada bobot yang dimuat maka titik beratnya akan bergerak langsung ke arah titik berat dari bobot yang ditambahkan/dimuat, dan jarak pergeserannya diperoleh dengan rumus :

GG1 =     w x d     meter
           Berat akhir         

Jika GG1 merupakan pergeseran titik beratnya, maka 
w = bobot yang ditambah, dan 
d = adalah jarak antara titik-titik berat itu
Gambar 1.2
Penerapannya pada kapal
Pada tiap gambar diatas, G merupakan posisi titik berat kapal sebelum .' belum bobot w ton dimuat. Setelah bobot itu dimuat, maka G akan bergeser ke arah titik berat bobot yang dimuat itu (dari G ke G1) Juga pada setiap kasus :

3.Pengaruh pergeseran bobot
Pada gambar 1.3, G adalah posisi G semula kapal dengan bobot ‘W’ ton di sisi kanan di palka bawah dengan titik beratnya g1. Jika bobot ini sekarang dibongkar, maka titik berat kapal akan bergeser dari G ke G1 langsung menjauhi g1. Jika ada bobot yang sama, beratnya dimuat di dek dengan titik beratnya di g2, maka titik berat kapal akan bergeser dari G1 ke G2.
Gambar 1.3
Jadi jika ada bobot yang bergeser dari g1 ke g2 maka titik berat kapal juga akan bergeser dari G ke G2.
Juga nampak pada gambar 1.3, bahwa GG2 adalah sejajar dengan g1 dan g2 dan bahwa;
GG1 =  w x d  meter
                W    
Dimana :
w = bobot yang digeser
d = jarak pergeseran, dan
w = Berat benaman/displacement kapal
Titik kapal selalu akan bergerak sejajar ke pergeseran dari titik berat setiap bobot yang bergerak dalam kapal itu.

4. Pengaruh bobot yang tergantung
Titik berat sebuah benda adalah sebuah titik dimana gaya beratnya dapat dianggap bekerja tegak lurus ke bawah. Anggap titik berat dari bobot yang tergantung di ujung boom yang nampak pada gambar 1.3.
Pada gambar 1.3 nampak bahwa apakah kapal dalam keadaan tegak atau senget, titik di kapal yang dilalui oleh gaya berat yang dianggap bekerja tegak ke bawah adalah g1, titik dari tempat tergantung. Jadi titik berat dari berat tergantung berada di titik gantung.

5. Kesimpulan
a. Titik berat sebuah benda akan ke arah titik beratnya bobot yang ditambahkan.
b. Titik berat sebuah benda akan bergerak menjauhi dari titik berat dari bobot yang diambil.
c. Titik berat sebuah benda akan bergeser sejajar dengan pergeseran dari titik-berat dari tiap bobot yang bergerak dalam benda itu.
d.Pergeseran dari titik-berat sebuah benda dalam setiap kasus diberikan oleh rumus: 
GG1 =  w x d  meter
                W    
Dimana :
“w” adalah adalah bobot yang ditambahkan, diambil atau bergeser.
“W” adalah berat akhir dari benda bersangkutan
d di 1 dan 2, adalah jarak dari titik-titik berat, dan 3 adalah jarak bobot yang digeser.

 e.Jika benda itu tergantung maka titik beratnya dianggap terletak di titik gantungnya.

Contoh 1
Sebuah palka sebagian terisi muatan curah biji gandum. Selama pemuatan terjadi kemiringan, hingga sebagian biji gandum juga bergeser dan permukaannya tetap sejajar dengan garis air. Pengaruhnya terhadap titik berat kapal diperlihatkan dibawah ini. 
Gambar 1.4
Pada gambar 1.4, G merupakan titik berat kapal waktu dalam keadaan tegak. A-B menggambarkan permukaan biji gandum waktu kapal tegak, dan CD permukaan muatan setelah miring. Biji gandum AOC dengan titik berat di "g" telah bergeser ke ODB yang titik beratnya di g1 Sedangkan titik berat kapal bergeser dari G ke G1, sedemikian rupa hingga GG, sejajar dengan gg1 dan jaraknya adalah :
GG1 =  w x d  meter
                W    

Contoh 2
Sebuah kapal sedang standar pada lambung kapal di sebuah dermaga. Sebuah bobot dibongkar dari sisi kiri di lowerhold dengan boom-nya sendiri. Jelaskan pengaruhnya pada posisi titik berat kapal saat itu.

Catatan :Jika sebuah bobot tergantung pada sebuah titik, maka titik beratnya nampak tergantung pada titik tersebut dan tidak tergantung dari jarak bobot itu dengan titik gantungnya. Jadi jika pada saat bobot itu terangkat dari dek dan tergantung diujung boom, maka titik beratnya nampak berpindah dari posisi semua ke ujung boom. Contohnya, tidaklah menjadi persoalan apakah tergantung 0,5 ataukah 5 meter di atas dek ataukah sedang menurunkan ataukah menghibob; titik berat bobot itu akan nampak berada di ujung boom.
Gambar 1.5
Pada gambar 1.5, G adalah titik berat semula dari kapal, dan g adalah I itik berat sebuah bobot yang berada di Lower hold. Pada saat bobot itu dihibob, maka titik berat benda itu akan berpindah ke g1 dan ini menyebabkan titik berat kapal bergeser dari G ke G1 sejajar dengan gg1 Titik beratnya masing-masing tetap berada di G1, dan g1 selama bobot itu dihibob.
Jika boom itu diayun ke sisi lambung lainnya maka ujung boom akan bergerak dari g1 ke g2, dan karena bobot itu tergantung di ujung boom, maka iiiik beratnya juga bergerak dari g1 ke g2. Ini akan mengakibatkan titik berat kapal bergeser dari G1 ke G2 Jika bobot itu telah menyentuh dermaga dan kawat boom slek, jadi bobot sudah dilepas dari ujung boom, maka titik berat kapal bergeser dari G2 ke G3 dengan arah menjauhi g2. Jadi G adalah posisi akhir dari titik berat kapal setelah membongkar muatan tersebut. 

Jadi disini nampak bahwa pengaruh dari pembongkaran bobot itu menyebabkan titik berat kapal bergeser dari G ke G3 pada arah menjauhi dari titik i" uitnya bobot yang dibongkar sesuai dengan penjelasan pada gambar 1.2.

Catat: Jalan satu-satunya untuk dapat memindahkan titik berat kapal ialah dengan memindahkan atau menggeser letak bobot di kapal itu, dengan menambah, mengurangi/membongkar atau menggeser.
Artikel selanjutnya: Hubungan titik apung terhadap penggeseran muatan

Sumber: Materi Diklat Pelaut

Berlangganan Untuk Mendapatkan Artikel Terbaru:

0 Komentar Untuk "Stabilitas Kapal 2"

Posting Komentar