IBX5980432E7F390 Stabilitas Kapal - BLOG PELAUT

Stabilitas Kapal

Materi Stabilitas Kapal

Stabilitas melintang

Stabilitas melintang: kemampuan kapal untuk mempertahankan kedudukannya semula setelah mendapat senget dari luar.

Guna mengetahui besarnya moment penegak, jika kapal mengoleng kekiri atau kekanan,ini disebut stabiliteit positif. Jika moment penegaknya lebih kecil dari titik berat maka akan terjadi kapal akan terbalik (capsizing momen).

Titik B ini bukanlah suatu titik yang tetap tetapi berpindah –pindah karena adanya perobahaan sarat, hubungan titik apung terhadap penggeseran muatan, dan jenis2 stabiliteit melintang, stable equilibrium, unstable equilibrium,dan neutral.

Istilah-istilah
Stabilitas melintang: kemampuan kapal untuk mempertahankan kedudukannya semula setelah mendapat senget dari luar.

Titk berat  benda adalah titik pusat dimana semua gaya berat bekerja tegak kebawa     melalui titik tersebut sebesar gaya yang sama dengan  berat benda tersebut.

Titik pusat gaya apung adalah titk dimana semua gaya apung bekerja tegak keatas yang besarnya sama dengan berat air yang dipindahkan .ini merupakan titik berat dari bagian yang terbenam.

Untuk diam terapung diair tenang haruslah berada pada garis tegak yang sama dengan titik pusat gaya apung.

Miring: sebuah kapal dikatakan miring kalau dia miring karena gaya luar mempengaruhinya contohnya bila kapal miring karena ombak .

Senget: Kapal dinamakan senget  karena dia senget oleh pengaruh adanya gaya dari dalam.
Contohnya bila ada berat yang digeserkan kearah melintang.


Garis-garis gaya yang melalui G dan B menjauh

Titik berat merupakan gaya gravity (G)
yaitu merupakan titik tangkap dari sbuah titik pusat dari seluruh gaya berat yang menekan kebawah  sebuah kapal yang berada dalam keadaan tegak ,maka letaknya titk G ini berada pada sebuah penampang bidang yang dibentuk oleh lunas dan linggi,dimana letaknya kapal adalah simetris terhadap bidang ini. Olh karena itu disebut simetris. Sebelah mana dari bidang   simetris titik G ini terletak.

Caranya  ialah dengan meninjau semua pembagian bobot-bobot yang berada diatas kapal terhadap lunas tersebut. Makin banyak bobot yang berada diatas kapal terhadap lunas tersebut, makin banyak bobot yang terletak dibagian atas maka letak titik G makin tinggi terhadap lunas dan sebaliknya.

Hubungan titik berat kapal dengan titik gravity (G) hal ini dapat terjadi karena: 
a. titik G naik jika terjadi penambahan bobot diatas lunas
b. titik G turun jika terjadi pembongkaran bobot dibawah lunas.
c. titik G tetap jika terjadi penggeseranan muatan dikiri-kanan pada lunas

1. Pengaruh pengambilan bobot dan pembongkaran
Kita bayangkan sebuah papan kayu. Titik beratnya terletak di tengah panjangnya, dan setengah tebalnya. Jika bobot kayu itu adalah W kg, yang ditopang oleh sebuah bagi dibawah titik beratnya. Papan itu akan seimbang.
momen w x d.kg dengan arah melawan jarum jam terhadap G.
Sekarang kalau papan itu dipotong sebagian seberat w.kg, sehingga titik In-ratnya d meter dari yang lama. Dengan demikian sebagian yang tidak terpotong lebih berat, sehingga akan turun ke bawah karena tidak seimbang panjangnya dan beratnya. Pada gambar di atas dengan memotong sebagian papan kayu itu maka menimbulkan momen w x d.kg dengan arah melawan jarum jam terhadap G.

momen-penekan ke atas sebesar (W - w) x GG, kg terhadap G.
Sekarang panjang kayu nampak pada gambar diatas, dan titik beratnya akan bergeser setengah panjang kayu sebelah kiri dengan jarak G ke Gl. Berat barunya adalah (W - w) kg, sekarang menghasilkan momen-penekan ke atas sebesar (W - w) x GG, kg terhadap G.

Karena ada dua cara dalam memperlihatkan pengauh yang sama itu, maka momennya harus sama pula yaitu :
(W-w) x GG1 = wxd
atau GG1 = w x d   meter
                   W x w   
Dengan penjelasan tersebut, kesimpulannya ialah jika ada bobot yang diambil dari sebuah benda, maka titik beratnya akan berpindah menjauhi titik-berat lama, dan jarak perpindahannya atau pergeserannya diberikan dengan rumus:

GG1 =     w x d      meter
            Berat akhir   

dimana GG1 merupakan pergeseran titik-berat benda, 
w = berat yang diambil, dan
d = jarak antara titik-berat bobot yang diambil dan titik-berat benda itu.
pergeseran titik-berat benda
Penerapan terhadap kapal
Pada tiap gambar (pergeseran titik-berat benda) di atas, maka G adalah titik berat kapal dengan bobot sebesar (w) ton di kapal pada jarak (d) meter dari G. Pergeseran titik berat kapal adalah GG1 yang ditimbulkan oleh pembongkaran bobot.

Pada gambar (pergeseran titik-berat benda-a), jelas bahwa bobot berada tegak di bawah G, jadi kalau dibongkar, maka G akan bergeser tegak ke atas ke G,.
Sebaliknya pada gambar (pergeseran titik-berat benda-b) bobot terletak tegak di atas G, maka titik berat kapal akan bergeser ke bawah ke G1. 

Pada gambar (pergeseran titik-berat benda-c) bobot terletak di sisi kanan G, maka titik berat kapal akan bergeser ke kiri dari G ke G1.

Pada gambar (pergeseran titik-berat benda-d) bobot berada di bawah dan sisi kiri G, maka titik berat kapal akan bergeser ke atas dan arah ke sisi kanan.
Rumus umumnya ialah:
GG1 =         w x d                meter
            Displacement, akhir   

Berlangganan Untuk Mendapatkan Artikel Terbaru:

0 Komentar Untuk "Stabilitas Kapal"

Posting Komentar