IBX5980432E7F390 Pengenalan Las Listrik - BLOG PELAUT

Pengenalan Las Listrik

Las Listrik

PENGERTIAN LAS LISTRIK
Penyambungan dua buah logam atau lebih menjadi satu dengan jalan pelelehan atau pencairan dengan busur nyala listrik
 
Sumber tenaga mesin las ada 2 :
1.Motor bensin atau diesel
2.Gardu induk tenaga listrik

Mesin las listrik dibagi 2 bagian
1. Mesin las DC (Direct Current)
Keuntungannya :
-Busur nyala stabil
-Dapat menggunakan semua elektroda
-Dapat Mengelas plat tipis dalam hubungan DCSP (Direct current stright polarity)
-Dapat dipakai untuk mengelas pada tempat-tempat yang lembab & sempit 

2 Mesin las AC (Alternating Current)
Keuntungannya
-Busur nyala kecil sehingga memperkecil timbulnya keropos pada rigi-rigi las
-Perlengkapan & perawatan lebih murah

Pada mesin las ada dua kabel yaitu
1. Kabel primer 
Kabel yang menghubungkan sumber tenaga dengan mesin las 

2. Kabel sekunder
Kabel elektroda dan kabel massa

Prosedur dalam menjalankan mesin las adalah
1. Memperhatikan arus pengelasan yang meliputi
-Diameter Elektroda
-Tebal Bahan 
-Jenis Elektroda
-Posisi Pengelasan
-Polaritas

2. Pengaturan arus dilakukan dgn memutar handel/kenop
3. Arus pengelasan yg dipakai dapat dibaca pada skala arus yang terdapat pada mesin las
4. Tegangan Pembakar pada mesin las 60 - 80 Volt sebelum terjadinya busur nyala. 5. Tegangan kerja umumnya antara 20 - 40 Volt yang telah terjadi busur nyala. 6. Gunakan alat-alat keselamatan sebelum mengelas. 7. Jepitlah dengan kuat ujung Elektroda pada bagian yang tidak berselaput pada tang
Hal-hal yang sering menganggu pengoperasian mesin adalah 1. Mesin tidak mengeluarkan arus listrik
2. Busur nyala lemah

Penyebabnya:
✔️ Arus dari sumber terputus
✔️ Tegangan terlalu rendah
✔️ Mesin las terlalu panas
✔️ Kumparan pada trafo rusak

Hal-hal diperhatikan dalam pemilihan jenis elektroda yang digunakan antara lain:
a. Jenis logam
b. Tebal bahan
c. Kekuatan mekanis yang dIharapkan dari hasil pengelasan
d. Posisi pengelasan
e. Bentuk kampuh benda kerja

Elekroda dapat dinyalakan dengan 2 cara :
1.Cara Sentakan 
Elektroda diturunkan lurus sampai menyentuh benda kerja dan langsung diangkat (cepat) sampai jarak kira-kira 1 kali diameter elektroda kemudian diturunkan sampai terjadi tinggi busur yg diinginkan (kira-kira 0.8 kali diameter elektroda)

2. Cara Goresan
Cara ini hampir sama dengan mengoreskan korek api setelah busur nyala terjadi tinggi nyala dipertahankan kira-kira 0.8 diameter elektroda diatas benda kerja

Pengelasan las listrik dibagi 2 bagian
1. las tahanan listrik
2. las busur nyala listrik.

Las tahanan listrik adalah proses pengelasan yang dilakukan dengan jalan mengalirkan arus listrik melalui bidang atau permukaan-perrnukaan benda yang akan di sambung, Tahanan yang ditimbulkan oleh arus listrik pada bidang-bidang sentuhan akan menimbulkan panas dan berguna untuk mencairkan permukaan yang akan di sambung. Jadi, tekanan yang diberikan antara kedua bahan akan menimbulkan paduan antara dua buah bahan yang disambung.

Pengelasan dengan las busur listrik adalah pelelehan dengan nyala busur listrik, yang diperoleh dengan cara mendekatkan elektroda las ke benda kerja pada jarak beberapa milimeter, sehingga terjadi aliran  Las listrik dan elektroda ke benda kerja.Terjadinya aliran arus listrik dan elektroda ke benda kerja terjadi karena benda kerja disambung dengan salah satu kutub listrik dan sumber listrik yang digunakan untuk proses pengelasan 

Badan yang membuat standarisasi kode elektroda yaitu 

1.AWS (American Welding Society) 
2.ASTM (American Assotiation For Testing Materials)

Elektroda dengan kode E6010, untuk setiap huruf dan angka mempunyai arti masing-masing, yaitu :

Penjelasan dari kode tersebut
Elektroda dengan kode E6010, untuk setiap huruf dan angka mempunyai arti masing-masing, yaitu
E :  Elektroda untuk las busur listrik
60 :  Menyatakan nlai tegangan tarik minimum hasil pengelasan dikalikan dengan 1000 psi, jadi 60.000 psi
I  :  Menyatakan posisi pengelasan, angka I berarti dapat digunakan untuk pengelasan semua posisi.

Angka nomor 3 pada kode elektroda, yaitu
1 : pengelasan  semua posisi
2 : pengelasan posisi horizontal dan di bawah tangan.
3 : pengelasan pada posisi di bawah tangan

Angka terakhir pada simbol elektroda:
0 : Elektroda dengan penembusan dalam.
Bahan dan selaput selulosa soda.
Bentuk rigi-rigi cembung atau rata.

1 : Elektroda dengan penembusan dalarn.
bahan dan selaput selulosa  Potasium.
Bentuk rigi-rigi cembung atau rata.

2 : Elektroda dengan penembusan sedang.
Bahan dan Selaput titania sodium.
Bentukrigi-rigicekung.

3 : Elektroda dengan penembiisan dangkal. Bahan dan selaput titania(rutil).Bentuk rigi-rigi cekung.

4 : Elektroda dengan penerubusan sedang. Bahan dart selaput titania serbuk besi.
Penembusan sedang dan cepat membeku.

5 : Elektroda dengan penembusan sedang. Bahan dan selaput soda hidrogen rendah.
Penembusan sedang bentuk rigi-rigi cekung,digunakan untuk rnengelas logam yang kadar belerangnya tinggi.

6 : Elektroda dengan penembusan sedang. bahan dan selaput soda hydrogen rendah.
Peneinbusan sedang bentuk rigi-rigi cekung, digunakan untuk mengelas logam yang kadar belerangnya tinggi.

7 : Elektroda dengan penembusan menengah. Bahan dan selaput oksida besi.
bentuk rigi-rigi datar dan cepat membeku.

8 : Elektroda dengan penembusan dangkal dan menengah.
bahan dan selaput serbuk besi hidrogen rendah.
Penembusan dangkal dan menengah.

Akibat Pengelasan dengan arus listrik yang terlalu kecil :
1.Lelehan logam las kental, sehingga tidak terjadi percikan cairan logam di sekitar rigi-rigi las.
2.Membentuk kawah yang dangkal dan kecil, karena panas yang ditimbulkan nyala busur listrik lemah.
3.Bentuk dari rigi-rigi las tinggi dan sempit dgn tepi yang tegak.

Akibat Pengelasan dengan arus listrik yang terlalu besar :
1. Lelehan logam las encer, sehingga percikan logam yang berbentuk bola bola kecil di sekitar rigi-rigi las sangat banyak.
2. Membentuk kawah yang lebar dan berbeniuk segitiga, karena panas yang ditimbulkan nyala busur listrik kuat.
3. Bentuk dari rigi- rigi las segitiga

Kesalahan Pengelasan
TROUBLE SHOOTING
Elektroda sulit dinyalakan : 
1. Ujung elektroda terbungkus
2. Tang massa belum kontak balik dengan benda
3. Benda kerja kotor
4. Arus terlalu rendah
5. Elektroda basah 

Penembusan busur nyala tidak baik :
1 Busur nyala terlalu panjang
2.Jenis dan diameter elektroda yang digunakan salah
3.Pengaturan gerak elektroda tidak konstant
4.Arus listrik terlalu rendah
5.Benda kerja kotor
6.Sudut kampuh yang tidak sesuai

Timbul percikan di sekitar rigi-rigi 
1.Kerusakan pada elektroda
2.Penempatan kutub salah
3.Busur nyala menyembur dan terlalu tinggi
4.Besar arus listrik berlebihan

Penimbunan terak
1. Busur nyala terlalu rendah
2. Arus listrik yang digunakan terlalu rendah
3. Penempatan elektroda salah
4. Kecepatan mengelas tidak kontinu 

Hasil pengelasan ada keretakan
1. Benda kerja terlalu getas atau jenis elektroda keliru
2. Arus listrik yang digunakan terlalu rendah
3. Penyebaran panas yang tidak merata
4. Pendinginan yang terlalu cepat

Hasil las-lasan keropos
1.Pengaturan gerakan elektroda tidak konstant
2.Terdapat kotoran pada benda kerja
3.Elektroda yang digunakan keliru
4.Busur nyala hstrik kurang
5.Waktu pengisian pada pengelasan kurang

Terjadi pengerutan
1.Pemanasan yang terlalu tinggi dan tidak merata
2.Penempatan bagian-bagian yang disambung tidak balk
3.Peleburan elektroda kurang

Pengisian alur las kurang 
1. Arus listrik yang digunakan kecil dan panas yang ditimbulkan kurang
2. Kecepatan pengelasan terlalu besar dan panjang nyala busur tidak tepat
3. Persiapan yang tidak baik, misalnya permukaan benda kerja yang kotor
4. Gerakan elektroda terlalu cepat
5. Ukuran diameter elektroda terlalu kecil

Posisi Pengelasan 
1. Posisi Pengelasan di Bawah Tangan
Posisi pengelasan yang paling mudah baik untuk las gas asetilen maupun las busur listrik yaitu posisi pengelasan dengan posisi di bawah tangan. dilakukan untuk pengelasan pada permukaan datar atau permukaan yang agak miring, yaitu letak elektroda berada di alas benda kerja 

2. Posisi Pengelasan Mendatar (horizontal)
pengelasan yang arahnya mengikuti arah garis mendatar/honizontal. kemiringan dan arah ayunan elektoda juga harus diperhatikan, karena akan sangat mempengaruhi hasil pengelasan. Posisi benda kerja biasanya berdiri tegak atau agak miring sedikit dan arah gerak elektroda las. Pengelasan posisi mendatar sering digunakan untuk pengelasan benda benda yang  tegak.

3. Posisi Pengelasan Tegak (Vertikal)
pengelasan yang arahnya mengikuti arah garis ventikal. Seperti pada posisi pengelasan rnendatar pada posisi pengelasan vertikal, posisi benda kerja biasanya berdiri tegak atau agak miring sedikit searah dengan gerak elektroda las, yaitu naik atau turun. Pengelasan sering digunakan untuk pengelasan benda-benda yang berdiri tegak.

4. Posisi Pengelasan di Atas Kepala
pengelasan yang dilakukan di atas kepala operator Las.Posisi Iebih sulit dibandingkan dengan posisi-posisi yang lain, dilakukan untuk pengelasan pada permukaan datar atau permukaan yang agak miring tetapi berada di atas kepala, yaitu letak elektroda berada di bawah benda kerja.

Berlangganan Untuk Mendapatkan Artikel Terbaru:

0 Komentar Untuk "Pengenalan Las Listrik "

Posting Komentar