IBX5980432E7F390 Stabilitas Awal Lanjutan - BLOG PELAUT

Stabilitas Awal Lanjutan

Materi Stabilitas Kapal

9. Stabiliteit Kaku (Stiff ) :
Karena titik G rendah maka GM kapal besar sehingga momen penegaknya terlalu besar.bila kapal tersebut mengalami senget karena gaya dari luar ,kapal tersebut kemabali keposisi tegaknya sangat cepat.
Artikel sebelumnya: Cara Menghitung KG saat bongkar muat
Hal-hal yang mempegaruhi adalah :
  • Konsentrasi berat dibawah
  • G dibawah dan rendah
  • Olengan sentak-sentak dan cepat.
  • Dapat merusak konstruksi kapal terutama kapal barang.
  • Banyak air yang masuk dan tidak menyenangkan.
Untuk mengatasi hal tersebut diatas maka tindakan adalah :
  • Mengosongkan tangki- tangki dasar berganda.
  • Menindahkan bobot dari atas kebawa keatas

10. Kapal langsar (Tender):
Pada kapal langsar konsentrasi berat /bobot terlalu banyak diatas, akibatnya GM terlalu kecil. Demikian pula lengannya sehingga moment penegaknyapun terlalu kecil. Dalam keadaan cuaca buruk ,kapal yang langsar mungkin akan terbalik.
Cara mengatasi hal ini ;
  • Mengisi penuh tangki –tangki dasar berganda.
  • memindahkan bobot dari atas kebawah.
Tindakan ini bertujuan untuk menurunkan titik G agar GM menjadi cukup besar.
Dari kedua keterangan diatas mengenai kapal kaku dan langsar dapat dilihat betapa besar peranan GM ( tinggi Metacnter bagi stabiliteit kapal. Baik kapal kaku maupun kapal langsar oleh karena itu pembagian muatan diatas kapal hendaknya diatur sedemikian rupa sehingga kapal tidak kaku maupun langsar.,tidak terlalu besar dan sentakan-sentakan dan juga tidak terlalu pelan.

10. Penggunaan Curva mencari GM diatas Lunas dapat dilihat dibawa ini:

Untuk mendapatka GM (titik berat kapal) adalah menggunakan hydrostatis curva.
Hydrostatic Curves

11. Hubungan Displacemen dengan Darft Kapal
Dimana garis curva yang bagian tegak adalah darft kapal dan bagian mendatar adalah hydrostatis curva. 
Dari data-data tersebut diatas dapat dicari displacement kapal berdasarkan draft kapal. Dimana garis curva tegak disebelah kanan adalah draft kapal dan 
bagian horisontal adalah displacemen kapal. Jika mencari diplasemen kapal 
garis yang ditarik dari sudut tengah adalah displacemen, garis potong dari draft kapal dengan harus didasarkan pada mean darft kapal ,kemudian ditarik garis secara horisontal maka dimana titik potong dari garis tadi yaitu  garis displacemen  dengan garis draft.untuk mendapatkan displasemen maka dapat dibaca dibagian atas,dari curva.

12. KM  tergantung dari Draft Kapal
Berdasarkan sarat rata-rata skala tegak yaitu OD, dari C ditarik garis mendatar yang memotong garis 45º di A.dari A ditarik garis vertikal yang memotong lengkungan di M di B.Garis B ditarik garis mendatar yang memotong sumbu tegak di C. Dimana OC= KM
Gambar 1
13. Nilai Gm yang berbeda sesuai dengan Type kapal
Faktor-faktor yang mempengaruhi Stabilitas Statis: Secara prinsip mempengaruhi Stabilitas statis adalah :
  1. Posisi dari titik berat kapal
  2. Bentuk kapal.
Posisi yang titik berat tergantung dari pemuatan barang dan bobot lain di kapal. Ini semua akan mempengaruhi statical stability, karena merupakan salalu satu faktor yang menentukan panjang dari lengan penegak, GZ.

Bentuk kapal menentukan bentuk dari baji-baji yang timbul dan yang terbenam bila kapal senget. Ini semua akan menentukan gerakan titik pusat gaya apung dan juga panjang GZ; atau kemudian posisi dari titik M dan GM-nya.

Gambar-2 menunjukkan pengaruh gaya diatas. Kita umpamakan bagan yang memperlihatkan momen kapal dari Stabilitas statis pada beberapa sudut senget.

Lengkung A ialah bagi kapal yang panjangnya 160 meter, lebar 60 meter, draft 8 meter, 3 meter freeboard dan mempunyai KG 7,00 meter. Momen penegak maksimum sekitar 11.600 ton-meter dan menyebabkan senget 23 derajat. Jarak jangkau stabilitasnya (range of stabiliteit adalah 58 derajat)
Gambar 2
Lengkung B menunjukkan pengaruh dari penambahan freeboard 2 meter kepada kapal itu, bila semuanya tetap sama. Pertama-tama dua lengkung bersama-sama, tetapi lengkung B naik terus sampai maksimum sekitar 27.500 ion-meter, pada senget 48°. Jarak jangkau stabilitas naik sampai 81°.

Lengkung C menunjukkan pengaruh dari penambahan lebar sebesar .' meter kepada lebar asli kapal pada lengkung A. Stabilitas maksimum telah naik menjadi 25.000 ton meter, tetapi hanya terjadi pada senget 25°. Jarak langkau stabilitas naik sampai 68°.

Pengaruh kenaikan dari titik berat kapal A dengan 0,5 meter ditunjukkan pada lengkung D. Stabilitas maksimumnya sekarang hampir 7.000 ton-meter dan jarak jangkaunya 39°, suatu pengurangan yang berarti dalam tiap keadaan.

Lengkung E menunjukkan pengaruh kenaikan G, pada kapal A dengan 1,20 meter, sehingga memberikan GM negatip 0,03 meter. Stabilitas negatip menyebabkan miring pada sudut 17°.

Lengkung F merupakan contoh apa yang akan terjadi bila kapal A mendapat kenaikan G sebesar, 1,20 meter (seperti lengkung E), tetapi pada saat yang sama freeboardnya bertambah dengan 2 meter. Dalam hal ini kapal akan tetap miring sampai 7°; tetapi kemudian akan mempunyai jangkauan kira-kira 55º, karena dari kenaikan freeboard.
Mari kita buat tabel dari hasil-hasil diatas :
Dengan tabel tersebut kita dapat mengambil kesimpulan :
  1. Penambahan freeboard tidak mempengaruhi stabilitas awalnya, tetapi menambah range of stability.
  2. Penambahan lebar menambah stabilitas awal, tetapi pengaruhnya terhadap range af stability kecil sekali.
  3. Kenaikan titik berat memperkenal stabilitas awal dan range-nya.
  4. Kapal mempunyai stabilitas awal negatip tidak perlu kapal sampai teralik, tetapi akan menjadi stabil pada beberapa sudut senget, dan kemudian, mempunyai range of stabilitas sebelum terbalik, kecuali bila mempunyai freeboard yang cukup.
Harap diingat bahwa lengkung itu hanya bagi keadaan khusus dan hanya untuk demonstrasi saja. Dalam praktek, umumnya kapal-kapal niaga sering mempunyai range of stability yang lebih besar daripada gambar tersebut.

Penempatan Bobot 
Naval Architect yang merancang kapal, memastikan bahwa kapal yang di rancangnya akan mempunyai keamanan yang cukup bila pemuatan dilakukan dengan benar, sehubungan dengan stabilitas statis dan range of stabilitynya.
Dia hanya menetapkan posisi dari titik G kapal dalam kondisi kapal kosong. Posisi selanjutnya setelah pemuatan tergantung dari pembagian berat muatannya, yang merupakan kewajiban dan tanggung jawab perwira kapal.

Tidak selalu mungkin untuk melakukan pemuatan seperti yang kita harapkan, karena kadang-kadang kita tidak tahu barang yang akan dimuat sewaktu tiba dipinggir kapal. Tetapi dengan alat komunikasi yang serba canggih dewasa ini hal ini dapat diperkecil. Biasanya sebelum kapal tiba sudah ada informasi di pelabuhan singgah situasi barang yang akan dimuat hingga kita dapat melakukan atau membuat stowage plant sebelum kapal tiba.setidak-tidaknya kita harus ber moto ”make the best job of a bad job ”.Dalam praktek seorang perwira yang melakukan pemuatan dengan baik dengan tinggi metacentre yang cukup,umumnya mempunyai jarak jangkau enam puluh sampai tujuhpuluh derajat. Banyak yang masih mempunyai lengan penegak yang besar meskipun pada senget sembilan puluh derajat.

Sumber: Materi Diklat Pelaut

Berlangganan Untuk Mendapatkan Artikel Terbaru:

0 Komentar Untuk "Stabilitas Awal Lanjutan"

Posting Komentar