IBX5980432E7F390 Leadership (3) - BLOG PELAUT

Leadership (3)

LIFE CYCLE TEORY OF LEADERSHIP

Sebelumnya : TRAIT THEORY
➡️ Dalam pandangan teori (dikembangkan oleh Paul Hersey dan Kenneth H. Blanchard), efektivitas kepemimpinan seseorang terkait erat dengan:

✔️ Tingkat kematangan bawahan
✔️ Kemampuan pemimpin untuk menyesuaikan orientasinya dengan kondisi kematangan bawahan (gaya kepemimpinan)

Kematangan (maturity) adalah kesiapan kerja bawahan yang meliputi:

Kemampuan (ability) , menunjukkan kesiapan kerja bawahan terkait dengan pengetahuan, kemampuan, pengalaman dan keterampilan bawahan dalam melaksanakan tugasnya

Kesediaan (willingness) ,adalah kesiapan psikologis bawahan dalam menjalankan tugas dan terkait dengan keyakinan, komitmen, keinginan dan motivasi untuk maju dan kemauan untuk bertanggung jawab

Berdasarkan 2 (dua) dimensi di atas, kedewasaan/kematangan dibagi menjadi:
R1 ... Kematangan rendah ........... tidak bisa dan tidak mau (tidak aman)
R2 ... Kematangan sedang ... tidak bisa tapi mau (percaya diri)
R3 ... Kematangan moderat ... tetapi tidak mau (tidak aman)
R4 ... kematangan tinggi .............. mampu dan bersedia (percaya diri)

Gaya kepemimpinan adalah pola perilaku esensial / dominan yang diangkat oleh individu / pemimpin ketika dia mencoba untuk mempengaruhi bawahannya. Gaya ini dibedakan dalam task orientation/task behavior dan human orientation /relationship bahavior

✔️ Semakin dewasa/matang bawahan, pemimpin harus mengurangi tingkat struktur tugas / task orientationnya dan menambahkan human orientation nya ke tingkat kematangan rata-rata.

✔️ melampaui di luar tingkat kematangan rata-rata, pemimpin harus mengurangi orientasi tugas(task orientation) dan orientasi manusia (human orientation nya)

S1 (High task-low relationship) untuk kondisi R1 (tingkat kematangan rendah), pemimpin harus memberikan instruksi dan bawahan langsung ke tugas yang harus diselesaikan secara khusus melalui komunikasi satu arah (telling : tahap memberitahu)

S2 (High task-high relationship) untuk kondisi R2 (tingkat kematangan rendah menuju sedang), pemimpin masih memberikan instruksi dan arah tetapi dalam porsi yang cukup. Komunikasi dua arah diwarnai oleh dukungan sosio-emosional pemimpin dan kesempatan bagi bawahan untuk mengajukan pertanyaan dan meminta kejelasan tugas (selling: tahap menjual)

S3 (Low task-high relationship) untuk kondisi R3 (tingkat kematangan sedang ke tinggi), pemimpin hanya bertindak sebagai fasilitator untuk kelancaran kerja bawahan. Keputusan dibuat bersama oleh para pemimpin dan bawahan (participating: tahap berpartisipasi)

S4 (Low task-low relationship) untuk kondisi R4 (tingkat kematangan tinggi), pemimpin hanya memberikan arahan tentang tujuan umum yang ingin dicapai, selebihnya bawahan sendiri bertanggung jawab untuk membuat keputusan (mendelegasikan/delegating : tahap pendelegasian)

Motivasi terutama diperlukan dalam kondisi R1 dan R3 dan diarahkan untuk meningkatkan kebutuhan akan pencapaian (S.A.N / G.N)

Perkiraan urutan tingkat efektivitas gaya kepemimpinan:
⚪R1: S1-S2-S3-S4
⚪R2: S2-S1-S3-S4
⚪R3: S3-S2-S4-S1
⚪R4: S4-S3-S2-S1

Berlangganan Untuk Mendapatkan Artikel Terbaru:

0 Komentar Untuk "Leadership (3)"

Posting Komentar