IBX5980432E7F390 Leadership (2) - BLOG PELAUT

Leadership (2)

TRAIT THEORY

Sebelumnya : Kepemimpinan 
✔️ Asumsi
Secara alamiah orang dibekali dengan bakat kepemimpinan, yaitu sejumlah sifat tertentu yang memungkinkan dia menjadi “leader” yang berhasil dalam situasi apapun

✔️ Sifat yang dimaksud (biasanya) berkaitan dengan “karakteristik fisik“ (tinggi badan, penampilan, dsb), “ability” (kemampuan berbicara, intelegensi, self esteem, dll)

Kritik terhadap pendekatan ini adalah
✔️ Kesesuaian antara karakteristik pemimpin dengan karakteristik bawahan dan tugas- tugasnya
✔️ Kesesuaian antara skill yang dimiliki pemimpin dengan tuntutan pekerjaan

Dari berbagai hasil penelitian tidak didapatkan cukup bukti bahwa sifat berhubungan secara signifikan dengan kepemimpinan.

Hasil tersebut membuat fokus penelitian dan bahasan bergeser pada masalah styles atau gaya kepemimpinan, yaitu sekumpulan perilaku yang ditampilkan seseorang dalam suatu situasi tertentu.

Pendekatan Tingkahlaku
-->Pendekatan ini mencoba menjelaskan apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang pemimpin. Jadi berhubungan langung dengan proses kepemimpinan dan kebutuhan dari posisi manajerial

-->Menurut pendekatan ini ada 2 fungsi utama yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin yang efektif :
⚪Fungsi pemecahan masalah, yaitu fungsi yang berhubungan dengan tugas (Initiating Structure)
⚪Fungsi sosial, yaitu fungsi yang berhubungan dengan pemeliharaan kelompok (Consideration)

Bentuk perilaku yang harus ditampilkan
➡️Consideration yaitu tingkahlaku yang dapat menciptakan hubungan baik antara atasan dengan bawahan

➡️Initiating structure, berkaitan dengan penentuan dan rancangan peran bagi diri sendiri maupun bawahan

✔️ Leader decision making, berkaitan dengan cara  pengambilan keputusan

✔️ Interaction facilitation and group integration Berkaitan dengan upaya menfasilitasi interaksi yang baik diantara anggota untuk tercapainya integrasi kelompok

SITUATIONAL THEORY

->Pendekatan ketergantungan pada situasi ini berkembang berdasarkan pemikiran dan penelitian yang menunjukkan bahwa situasi yang berkembang sangat berpengaruh terhadap kepemimpinan

->Efektivitas kepemimpinan bergantung pada kemampuan pemimpin dalam menerapkan gaya kepemimpinan yang tepat untuk situasi tertentu

->Gaya kepemimpinan adalah pola tingkahlaku yang disusun untuk mengintegrasikan kepentingan individual dengan kepentingan organisasi dalam mewujudkan tujuan

Fiedler’s Contingency Model of Leadership
->Keberhasilan/efektivitas seorang pemimpin dalam menjalankan  kepemimpinannya ditentukan oleh:
⚪Faktor situasional
⚪Interaksi pemimpin dengan situasi yang berkembang (kemampuan memilih  gaya kepemimpinan yang sesuai dengan situasi yang ada)

Suatu situasi terbentuk sebagai hasil dari interaksi 3 (tiga) elemen, yaitu:
A. Hubungan pemimpin dengan  bawahan/anggota merupakan elemen yang paling kritis dalam membuat suatu situasi yang baik/disukai. Elemen ini dapat diketahui dengan mengevaluasi tingkat penerimaan bawahan terhadap pemimpin/atasannya
     
B. Struktur tugas (task strukture)
merupakan elemen terpenting kedua dan dapat diukur berdasarkan evaluasi bawahan terhadap:
⚪Kejelasan tujuan yang harus dicapai
⚪Tingkat konsistensi dari suatu keputusan
⚪Keragaman alternatif prosedur kerja atau pemecahan dari suatu masalah

C. Posisi kekuasaan leader yang diperoleh dari otoritas formal. Elemen ini dapat diukur dengan mengevaluasi   tingkat pengaruh pimpinan terhadap bawahannya antara lain dengan melihat seberapa banyak “hukuman” yang harus digunakan untuk mempengaruhi bawahan

Hasil interaksi ke 3 (tiga) elemen tersebut di atas akan membentuk situasi sebagai berikut:


✔️Menurut hasil penelitian, gaya kepemimpinan yang task oriented atau controlling leader lebih efektif bila digunakan pada situasi 1,2,3 dan 8 (situasi yang paling mudah dan yang paling sukar) sedangkan untuk situasi 4,5,6 dan 7 (situasi pertengahan/moderat), gaya yang paling efektif adalah yang relation oriented atau permissive leader

Berlangganan Untuk Mendapatkan Artikel Terbaru:

0 Komentar Untuk "Leadership (2)"

Posting Komentar