IBX5980432E7F390 Teknik Permesinan Kapal ANT 2 (3) - BLOG PELAUT

Teknik Permesinan Kapal ANT 2 (3)

Teknik Permesinan Kapal ANT-II Part 3

Propulsor (alat gerak kapal)

Pada dasarnya alat gerak kapal dapat diklasifikasikan menjadi 2 (dua), yaitu: alat gerak kapal yang non-mekanik dan yang mekanik. Alat gerak kapal yang non-mekanik adalah dayung dan layar. Sedangkanalatgerakkapalyangmekanik, adalah sebagai berikut:
1. fixed pitch propeller
2. ducted propeller
3. contra-rotating propeller
4. over lapping propeller
5. controllable pitch propeller
6. waterjet propulsion system
7. cyclodial propeller
8. paddle wheels
9. superconducting electric propulsion system
10. azimuth podded propulsion system
Sebelumnya: Teknik Permesinan Kapal ANT-II Part-2

Propulsor Konvensional

Sejarah awal perkembangan tentang alat gerak kapal mungkin dapat ditarik jauh hingga kisaran 287–212 sm yang mana seorang archimedes menemukan piranti untuk memindahkan air dari danau ke saluran irigasi pertanian syiracuse di sicily.

kemudian alat ini dikenal dengan sebutan “archimedean screw pumps”. adapun bentuk dari archimedean screw pump adalah seperti yang di ilustrasikan seperti gambar

archimedesscrew
Beberapa tahun kemudian di tahun 1661, toogood dan hayes mematenkan temuannya yang mana prinsip screw sebagai propeller.

Selanjutnya, hooke di tahun 1680 menyarankan untuk menggunakan archimedean screw pada sistem penggerak kapal (ship propulsion).

Ide baling baling
Pada tahun 1839, Smith melengkapi kapal buatannya yang berbobo t237 ton, dengan Archimedes screw props, yang mana hasilnya sukses luar biasa dan hal ini kemudian menggeser aplikasi dari Paddle propulsion systems ke Screw propulsion system.

Perkembangan dari mesin uap (1840-1850) telah memberikan kontribusi untuk penggunaan screw propellers secara efektif. Pada tahun 1845, kapal dengan nama Great Britain adalah kapal dengan screw propeller pertama yang melintasi lautan Atlantic. Kemudian, pada tahun 1880, Thornycroft telah merancang propellers yang bentuknya sama dengan propellers saat ini.


Selanjutnya mulai tahun 1880 hingga 1970, bentuk dasar dari propeller tidak banyak mengalami perubahan. Baru kemudian di era 1970 hingga 1990an, di mana terjadi kondisi ‘Fuelcrisis’ dan pertimbangan-pertimbangan terhadap ‘environmental effects’ (misalnya; lownoise, vibrations dan emissions) telah memberikan impact pada rancangan bentuk propeller dan konfigurasi buritan, yang mana juga membawa pada perkembangan mengenai unconventional propellers.



Propulsor Modern


Fixed Pitch Propellers (FPP)
Fixed Pitch Propellers (FPP)
  • Propeler jenis ini secara ‘tradisi’ telah membentuk basis produksinya
  • Propeler ini secara umum telah memenuhi ‘proporsi’ yang tepat terutama jenis rancangan dan ukurannya, baik itu untuk baling-baling perahu motor yang kecil hingga untuk kapal muatan curah hingga kapal tangki yang berukuran besar
  • FPP ini adalah mudah untuk membuatnya

Ducted propeller

Ducted propeller
Baling-baling ducted terdiri dari dua komponen, yaitu:
  • Saluran pipa (duct) berbentuk seperti gelang yang mana mempunyai potongan melintang berbentuk aerofoil,dan
  • Baling-baling
Dengan adanya‘saluran pipa' (duct) akan mengurangi gaya-gaya tekanan yang menginduced pada lambung kapal. Propeller jenis ini dikenal dengan kort nozzles, melalui pengenalan kort propulsion company’s sebagai pemegang hak paten dan asosiasi dari jenis baling-baling ini. efisiensi baling-baling ditingkatkan tergantung atas beban baling-baling.

Contra-rotating propellers

Contra-rotating propellers
  • Propeler jenis ini mempunyai dua-coaxial propellers yang di pasang dalam satu sumbu poros, secara tersusun satu di depan yang lainnya dan berputar saling berlawanan arah.
  • Propeler atau Baling-baling ini memiliki keuntungan hidrodinamis terhadap permasalahan penyelamatan energi rotasional ‘slipstream’ yang mungkin akan ‘hilang’ bilamana menggunakan sistem ‘singlescrewpropeller’ yang konventional. Energi yang dapat di selamatkan sekitar 15% dari dayanya.
  • Propeler jenis ini biasanya di aplikasikan pada small outboard units yang beroperasi pada putaran 1500 sampai dengan 2000 RPM. Untuk aplikasi pada kapal kapal yang berukuran relatif besar terdapat permasalahan teknis yang terkait dengan sistem perporosan yang relatif mempuyai ukuran lebih panjang


Overlapping Propellers

overlapping propeller
Konsep dari Propeler ini yaitu dua propeller tidak dipasang/ diikat secara coaxially, tapi masing-masing propeller memiliki sumbu poros pada sistem perporosan yang terpisah. Sistem ini pada prakteknya, adalah sangat jarang di aplikasikan.

Meskipun efisiensi propulsi dari sistem ini adalah lebih tinggi dari single screw propeller, namun sistem ini sangat berpengaruh terhadap besarnya tingkat getaran dan kavitasi yang ditimbulkan


Selanjutnya: Teknik Permesinan Kapal ANT-II Part 4 Sumber: Materi Diklat ANT-II Permesinan Kapal

Berlangganan Untuk Mendapatkan Artikel Terbaru:

1 Komentar Untuk "Teknik Permesinan Kapal ANT 2 (3)"

  1. You have given a lavishly enlightening article about It is a gainful article for myself and furthermore supportive for the individuals who are befuddled. Gratitude for sharing this data here.Ecko Screws

    BalasHapus